BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut
antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan
keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya
yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan
thallophyta yang belum dapat dibedakan antara akar, batang maupun daunnya.
Disekitar pantai tepatnya pada zona pasang surut air laut,
seringkali ditemukan bermacam-macam alga, baik itu jenis Chlorophyta,
Rhodophyta, Cyanophyta, maupun yang lain. Sebagian dari jenis jenis alga ini
ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia serta dapat pula di budidayakan.
Diantara manfaatnya sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan
kosmetik, dan masih banyak lagi.
Untuk dapat mengetahui keanekaragaman alga yang hidup dan
berhabitat di zona pasang surut air laut, oleh sebab itu maka di adakanlah
praktikum study lapangan yang di maksudkan untuk mengetahui tingkat dan jenis
keanekaragaman alga yang berhabitat di daerah pasang surut air laut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari di adakannya praktikum study lapangan ini adalah untuk
mengetahui keanekaragaman alga yang berhabitat di zona pasang surut air laut
kandung merak.
1.3 Manfaat
Manfaat
dari study lapangan ini adalah mengetahui keanekaragaman alga yang berhabitat
di zona pasang-surut pantai Kondang Merak di daerah Malang Selatan.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Study lapangan keanekaragaman alga ini
dilaksanakan pada hari kamis dan jum’at tanggal 15-16 November 2012. Pengamatan
alga dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB dan juga pagi hari
sekitar pukul 07.00 WIB. Pengamatan alga ini bertempat di daerah Malang bagian
selatan, tepatnya di pantai Kondang Merak yang berada di Kecamatan Bantur,
Kabupaten Malang.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah:
a.
Alat Tulis
b.
Alat dokumentasi
c.
Ice Box
d.
Toples
2.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah:
a. Es
b. Kertas
Label
c. Larutan
herbarium
2.3 Cara Kerja
Langkah-langlah kerja pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
2.3.1.
Pengambilan Sampel
1. Dicari alga dengan terjun langsung ke
pantai ketika keadaan surut.
2. Diamati dan dideskripsikan
3. Dimasukkan alga yang diperoleh ke
dalam ice Box
2.3.2.
Pembuatan Herbarium
1) Direndam
alga di dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan larutan tembaga sulfat.
Perendaman selama 48 jam
· Larutan
fiksatif untuk memfiksasi alga:
a. Asam
asetat glacial 5 ml
b. Formalin
10 ml
c. Etil
alcohol atau alcohol 80% 50 m
· Larutan
tembaga sulfat untuk mempertahankan warna :
a. Tembaga
sulfat 0,2 gr
b. Aquades
35 ml
2) Dibuang
larutan fiksatif setelah 48 jam
3) Diisi
toples dengan alcohol 70% sebagai pengawet
4) Dimasukkan
alga ke dalam toples
5) Ditutup
toples yang berisi alga tersebut
6) Diberi
label dengan nama spesies alga
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Sebenarnya
pada saat penelitian yang terjun langsung ke pantai Kondang Merak banyak sekali
jenis algae yang ditemukan. Kesemuanya dibawa ke laboratorium setelah selesai
melakukan pengambilan algae secara langsung di pantai Kondang Merak, terdapat
sekitar 45 jenis alga yang berhasil di dapatkan pada saat pengamatan. Dari sekian
banyaknya jenis algae yang diketemukan dan setelah dibagi untuk masing
kelompok, hanya 3 jenis algae yang akan dijelaskan pada laporan pengamatan kali
ini.
3.1
Gracilaria coronopifolia
J. Agardh.
Gambar Pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Algabase,2010)
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada salah satu jenis alga, diketahui ciri-ciri dari
alga yang ditemukan adalah berwarna merah kecoklatan,bertekstur silindris keras
dan mempunyai percabangan dikotom. Menurut literatur gambar (Ciremai.,2008) yang
di dapatkan, setelah di identifikasi ciri ciri dari keduanya dan memiliki
banyak persamaan, maka jenis alga yang di amati ini termasuk dalam jenis alga Gracillaria coronipifolia J.Agardh
Klasifikasi dari alga jenis ini
dijelaskan di sebuah literature (Algabase,2010)
Kerajaan Plantae
Divisi Rhodopyta
Kelas Rhodopyceae
Bangsa Gracilariales
Suku Gracilariceae
Marga Gracillaria
Jenis Gracillaria coronipifolia
J.Agardh
Alga
jenis Gracilaria sp. yang ditemukan ini merupakan alga yang tergolong
dalam divisi Rhodophyta karena ciri-ciri yang dimilikinya yang salah satunya
yaitu memiliki pigmen berwarna merah. Seperti dijelaskan dalam literature (Birsyam,1992)
bahwa Rhodophyta memiliki pigmen merah
(Rhodon = merah, rose; phykos = alga), mengandung zat makanan agar-agar
(Floridean), beberapa jenis ada yang mengandung zat kapur (Corallina), zat
pektin (Chondrus, Gigartina). Selain mempunyai pigmen merah, Rhodophyta juga
mempunyai beberapa pigmen yaitu klorofil a, beta karoten, glutein (termasuk
santofil) dan fikoeritrin dalam jumlah yang cukup banyak. Makanan cadangan
berupa “floridean starch” yaitu merupakan karohidrat yang tidak larut, genis
ini kebanyakan bersel satu. Dijelaskan juga dalam literature lain (Ariyanto.
2000) bahwa spesifikasi dari Gracilaria
coronopifolia J. Agardh. Adalah
Thalli silindris, licin, warna coklat-hijau atau coklat kuning (pirang),
menempel pada substrat dengan cakram kecil. Percabangan mendua bagian
(dichotomous) berulang -ulang. Umumnya rimbun pada porsi bagian atas rumpun.
Warna hijau-pirang.
Gracilaria
termasuk dalam divisi Rhodophyta. Pada umumnya hidup di lingkungan air laut.
Sebagian besar tumbuh di batu batuan karang. Talus alga ini berbentuk silindris
dan bercabang. Warna talus merah. Dinding sel terdiri dari komponen non
fibriler yang mengandung selulosa. Cadangan makanannya berupa karbohidratyang
tersimpan dalam bentuk granula yang terletak dalam sitoplasma. Pigmen terdiri
dari klorofil A dan D, karotenoid, dan fikobilin (fikoeritrin dan fikosianin). Gracilariab
sp. Ini tubuhnya tidak dilengkapi alat gerak (Sulisetjono,2009).
Perkembangbiakan Rhodophyta
berbeda dengan alga lainnya terutama mengenai alat reproduksi seksualnya yaitu
gamet jantan tidak berflagel disebut spermatia, mereka diangkut secara pasif
menuju alat kelamin betina “karpogonium”. Beberapa Rhodophyta mempunyai zigot
yang membelah langsung menjadi spora (karpospora), tetapi kebanyakan membuat
karpospora tidak langsung dari zigot. Perkembangbiakkan vegetatif dengan
aplanospora (spora tak bergerak), dan dengan fragmentasi thallus. Sedangkan
perkembangan generatifnya dengan pembuahan sel telur di dalam korpogonium oleh
spermatium (biologipedia,2010).
Alga banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia disekitar
kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dijelaskan dalam literature
tentang beberapa manfaatnya (Fried,2005) “Gracilaria sp.ini bermanfaat
sebagai bahan makanan (rumput laut)untuk membuat agar-agar, es krim, keraginan,
dan lain-lain”.
3.2
Laminaria sp.
Gambar Pengamatan
|
Gambar literatur
|
(Algabase,2010)
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada salah satu jenis alga, diketahui ciri ciri dari
alga yang ditemukan adalah berwarna merah kecoklatan namun setelah di awetkan
berubah menjadi coklat. Panjang blade 23 cm dan lebar kira kira 4.5 cm,panjang
stipe 3 cm dan holdfastnya 0.5 bertekstur seperti kulit dan bentuknya
menyerupai lembaran lembaran daun dengan banyak bintil-bintil di permukaannya.
Menurut literatur gambar (Taylor, 1960) yang di dapatkan, setelah di
identifikasi ciri ciri dari keduanya dan memiliki banyak persamaan, maka jenis
alga yang di amati ini termasuk dalam jenis alga Laminaria sp.
Klasifikasi dari alga jenis ini
dijelaskan di sebuah literature (Algabase,2010):
Kerajaan Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Phaeophyceae
Bangsa Laminariales
Suku Laminariaceae
Marga Laminaria
Jenis Laminaria sp.
Alga
jenis Laminaria sp. Yang ditemukan ini merupakan alga yang tergolong
dalam divisi Phaeophyta karena ciri-ciri yang dimilikinya yang salah satunya
yaitu memiliki pigmen berwarna coklat. Seperti dijelaskan dalam literature(Lovalles,1989)
“Laminaria sp. Memiliki bentuk morfologi, warnanya di dominasi oleh pigmen
warna cokelat (xantofil) selain klorofil A dan C. Organisme ini berbentuk
seperti batang atau lembaran dan sebagian telah memiliki bagian yang berbentuk
menyerupai batang, akar, dan daun pada tumbuhan tingkat rendah. Di literature
lain (Sulisetjono,2009) juga dijelaskan bahwa “ganggang coklat ini memiliki
pigmen klorofil a dan c, karoten dan mengandung xantofil (Fukoxantin yang
terdiri dari violaxantin, flavoxantin, neofukoxantin a dan neofukoxantin b.
selain itu ganggang coklat memiliki cadangan makanan berupa laminaria , sejenis
karbohidrat yang meyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada
zat tepung. Selain laminarin juga ditemukan manitol, minyak dan zat-zat yang
lainnya.
Alga ini
umumnya hidup di laut yang agak dingin dan sedang, terdampar di pantai, melekat
di bebatuan dengan alat pelekat (semacam akar atau holdfast). Bila dilaut yang
iklimnya sedang atau dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat
berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain, ada juga yang
hidup sebagai endofit (tjitrosoepomo,1983).
Perkembangbiakan alga coklat hamper
sama dengan tumbuhan tinggi, pada ujung atau ketiak cabang dibentuk
reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiakan. Di dalam
reseptakel terdapat konseptakel yang berisi gamet berupa sel telur atau
spermatozoid. Pembiakan seksualnya yaitu
dengan zoospora atau aplonospora tanpa dinding, sedangkan pembiakan seksualnya
dengan isogami, anisogami, atau oogami. Dalam daur hidupnya sebagian besar
generasi terdapat pergantian keturunan antara sporofit yang hidup bebas dengan
gametofit, pergiliran ini mungkin isomorfik atau heteromorfik (Kimball,1999.).
Dalam
daur hidupnya semua phacopyceae kecuali bangsa fucales menunjukkan adanya
pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang masing-masing hidup
sebagai individu yang bebas pergantianketurunan tersebut bersifat isomorfik
atau heteromorfik. Sebagian besar dari phaeopyceae pertumbuhannya bersifat
trikhothalik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan
oleh sel-sel yang letaknya dibagian basal dari filamea yang terdapat pada ujung
thallus. Dan sel-sel tersebut aktif membelah (Ariyanto,2000).
Bentuk pergiliran keturunan dari Phaeophyta, kecuali Fucales:
Gambar reproduksi
Laminaria
Secara
anatomi, struktur dari Laminaria ini menurut (Ariyanto,2000) adalah Bagian
dalam talus terdiri atas bebreapa lapisan, permukaan ditutupi oleh kutikula
yang mengandung asam alginat (algine).Korteks luar mengandung meristoderm,
terdiri sel kuboid kecil yang berpigmen yang digunakan untuk
fotosintesis.Korteks dalam tersusun atas sel-sel panjang berpigmen yang terdiri
dari masa yang kompak.Medula dibagian tengah terdiri dari sel-sel seperti
benang panjang dan tepi berlekatan diliputi oleh lendir, terdapat hifa dan sel
pengangkut.Sel pengangkut ini tersusun dalam barisan memenjang, ujung melebar
dan menyatu.
Kegunaan dari divisio
Phaeophyta ini diantaranya adalah: abu dari Fucaceae dan Laminariales merupakan
sumber potassium dan iodium. Algin dari Laminariales digunakan secara meluas
dalam lapangan industri, salah satu kegunaan algin adalah pada pembuatan es
krim, sehingga es krim tersebut halus tidak berupa kristal besar, algin juga
digunakan dalam industri karet. Kombu hasil dari Laminariales terutama
Laminaria dan Alaria digunakan sebagai makanan dari Jepang dimasak bersama
ikan, daging, dan sop. Dijelaskan juga dalam literature lain menurut (Birsyam,1992), berbagai
penelitian mengungkapkan bahwa Laminaria sp. memilki fungsi dalam
tanaman obat berkhasiat untuk kesehatan. Berbagi penelitian mengungkap bahwa
ganggang coklat memili keistimewaan sebagai tanaman obat berkhasiat.diantaranya(zaifbio,2009):
1) Di dalam ganggang Laut Cokelat mengandung
fucoidan mampu menghambat pembentukan bekuan darah sehingga menurunkan resiko
terserang penyakit jantung dan stroke ( Malmo University Hospital, Swedia)
2) Fucoidan dalam ganggang cokelat
mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama dan perbaikan memori (University
of Manitoba, Winnipeg-Canada)
3) Ganggang cokelat mengubah aktifitas enzim
di liver yg mengontrol metabolisme asam lemak, sehingga menurunkan kadar lemak
dalam darah. Selain itu, dapat juga meningkatkan pembakaran lemak di liver
(Laboratory of Lipid Chemistry, Yokohama- Jepang)
4) Ganggang Laut cokelat (brown seaweed)
membantu menurunkan kadar kolesterol sebanyak 26,5% dan trigliserida sebanyak
36,1% (Cardiovascular Center di RS Sakhalin, Rusia)
5) Pada pasien pasca stroke yang dilakukan
Universias Manitoba, Winnipeg, Kanada. Hasilnya menunjukkan bahwa fucoidan
dalam brown seaweed mempercepat pemulihan fungsi motorik pada minggu pertama
serta memperbaiki memori.
6) State Techical Medicine Center Rusia
menyatakan Brown Seaweed adalah suplemen yg aman dikonsumsi, tidak menunjukkan
efk negative (alergi) pada fungsi tubuh dan organ.
3.3 Kappaphycus cottonii
Gambar Pengamatan
|
Gambar literature
|
(Algabase,2010)
Berdasarkan hasil pengamatan
pada alga jenis Kappaphycus cottonii yaitu alga ini termasuk golongan
devisi Rhodopyta karena bentuk thalusnya terdiri dari holdfast (bagian yang
mirip akar) dan stipe (bagian yang mirip batang) berdikotom berwarna merah kecoklatan. Tekstur thalus dari
alga ini solid dan keras berbentuk silindris serta stipenya terkumpul menjadi
satu sehingga terlihat berimbun. Alga Kappaphycus cottonii ditemukan
menempel pada bebatuan yang terletak di pinggiran pantai pada saat ombak sedang
pasang surut. Ukuran seluruh tubuh dari alga ini yang di temukan yaitu memilki
lebar 6 cm dan tinggi 5 cm.
Klasifikasi dari alga jenis ini
dijelaskan di sebuah literature (Algabase,2010):
Kerajaan Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Rhodophyceae
Bangsa Gigartinales
Suku Solieriaceae
Marga Kappaphycus
Jenis Kappaphycus cottonii
Ganggang
merah melekat pada substrat dengan berbagai tipe alat pelekatyang disebut
holdfast.Alat pelekat dapat berupa rizoid bersel tunggal ataumultiseluler,
stolon, tendril, atau alat pelekat seperti mencakram.Perbedaan bentuk alat
pelekat merupakan adaptasi terhadap substrat danperbedaan tingkat pengaruh
faktor lingkungan (Kimball,1999).
Ganggang
merah memiliki pigmen asesoris yang disebut fikobilin yangterdiri dari
fikoeritrin dan fikosianin.Fikoeritrin merupakan pigmen asesorisdominan yang
berperan dalam memberikan warna merah pada ganggang ini. Pigmen lain yang
terdapat pada sel ganggang merah adalah klorofil a dan d,karoten, lutein, dan
zeaxanthin. Ganggang merahtidak memperlihatkan warna merah semua tetapi memperlihatkan warna ungu,kecoklatan, hitam,
kuning, dan kehijauan (Birsyam,1992).
Tubuh thalus dari devisi Rhodopyta,
hampir semuanya tersusun atas multiseluler, hanya dua marga saja yang
uniseluler. Thalus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun
helaian. Pada dasarnya thalus yang multiseluler terutama yang tingkatannya
terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa
hingga membentuk thalus yang pseudoparenkhimatik. Dan thalus pada umumnya
melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodopyta yang
tinggi tingkatannya memilki 2 tipe thalus yaitu monoaksila dan
multiaksial(Taylor,1960).
Ganggang merah menempati berbagai tipe
habitat mulai dari zona litoralsampai pada kedalaman dengan batas cahaya terendah.Di
perairan tropic umumnya terdapat pada zona sublitoral dimana cahaya sangat
kurang.Ganggang merah menempel pada berbagai tipe substrat antara lain
padabatuan pantai, karang mati, rataan terumbu, substrat berpasir, menempel
padaganggang lain, atau menempel pada tubuh hewan. Sebagian besar ganggang
merah tumbuh pada pantaiberkarang.Pantai berlumpur umumnya tidak dapat
ditempati oleh ganggangmerah kecuali beberapa jenis Gracilaria, Bostrichia, dan
Catenella yang dapattumbuh sebagai epifit (Tjitrosoepomo ,1983).
Reproduksi
secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi, Rhodopyta memebentuk satu atau
beberapa macam spora yang tidak berflagel yaitu karpospora (spora seksual),
spora netral, monospora bispora, tetraspora atau polispora. Sedangakan reproduksi
generatif di lakukan dengan cara oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum)
oleh sel kelamin jantan (spermatium).
Ganggang merah merupakan kelompok
ganggang yang mempunyai nilai ekonomi penting.Ganggang ini banyak dimanfaatkan
sebagai bahan makanan,obat, dan material penting dalam industri makanan,
kosmetik, dan obat-obatan. DiIndonesia pemanfaatan ganggang merah untuk industri dimulai dari
industri agar-agaryang dihasilkan dari Gelidium, Gelidiella, dan Gracilaria,
sedangkan untukindustri karagenan dihasilkan
dari Eucheuma. Pemanfaatan ganggang merah secaratradisional terutama digunakan
sebagai bahan pangan seperti sayur, manisan,campuran es, kue, dan obat (biologipedia,2010).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1.
Gracillaria sp. adalah jenis Rhodhophyta yang mempunyai bagian
holdfat, stipe dan blade. Thalusnya dichotome dan dimanfaatkan sebagai bahan
agar-agar. Klasifikasi dari alga jenis ini adalah:
Kerajaan Plantae
Divisi Rhodopyta
Kelas Rhodopyceae
Bangsa Gracilariales
Suku Gracilariceae
Marga Gracillaria
Jenis Gracillaria coronipifolia J.Agardh
2.
Laminaria sp. adalah jenis Phaeophyta yang mempunyai bentuk
thalus berupa lembaran. Mempunyai cadangan makanan berupa laminarin dan
dimanfaatkan dalam dunia kesehatan. Klasifikasi dari alga jenis ini adalah :
Kerajaan Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Phaeophyceae
Bangsa Laminariales
Suku Laminariaceae
Marga Laminaria
Jenis
Laminaria sp.
3. Kappaphycus cottonii termasuk golongan devisi Rhodopyta yang mempunyai bentuk
thalus silindris dan keras. Hidup menempel pada bbatuan. Banyak dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan obat-obatan.
Kerajaan Plantae
Divisi Phaeophyta
Kelas Rhodophyceae
Bangsa Gigartinales
Suku Solieriaceae
Marga Kappaphycus
Jenis Kappaphycus cottonii
4.2 Saran
Kegiatan
seperti ini sebaiknya dijadikan agenda tersendiri, karena kegiatan ini
merupakan bentuk pengaplikasian dari pemberian materi selama di ruang kelas,
dan juga sebagai media pembelajaran secara langsung yang tidak hanya berkutat
di laboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Algabase.2010. www.algabase.com (diakses
21 November 2012, pukul 11.00 wib)
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Birsyam,Inge L.1992.Botani Tumbuhan Rendah. ITB. Bandung
Ciremai. 2008. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia.
http://biologipedia.blogspot.com/2010/09/rhodophyta.html
(di akses 21 November 2012, pukul 09.30 wib)
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/phaeophyta-algae-coklat/
(di akses 21 November 2012, pukul 09.15 wib)
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Lovelles. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerak Tropik 2. Jakarta:
Gramedia.
Sulisetjono.2009. Bahan Serahan
Alga:Malang. UIN press
Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.
Yogyakarta: UGM Press.